Belajar Keseimbangan dan Gotong Royong dari Permainan Ma’raga Asal Sulawesi Selatan
Permainan ketangkasan dengan menggunakan bola dari anyaman rotan yang disebut dengan raga. Permainan tersebut tak asing di tanah Melayu. Awalnya Ma’raga dilakukan di kalangan bangsawan saja, kemudian berkembang di kalangan masyarakat luas menjadi permainan dan atraksi hiburan. Permainan juga diiringi oleh para pemusik tradisional. Konon permainan tersebut dijadikan sarana unjuk ketangkasan untuk menarik perhatian gadis pujaan.
Ma’raga dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang dengan membentuk lingkaran di lapangan terbuka, di mana bola dimainkan dengan kaki dan teknik tertentu agar bola berpindah dari satu pemain ke pemain lain tanpa jatuh ke tanah.
Budaya suatu bangsa bersemayam di hati dan jiwa masyarakatnya.” – Mahatma Gandhi
Olahraga ini membutuhkan kecepatan, kelincahan, serta penguasaan bola. Pa’sapu atau ikat kepala yang merupakan ciri khas pakaian yang dikenakan oleh para pemain paraga. Sabuk kepala dilapisi tepung kanji agar tetap tegak saat pemain paraga mengolah bola. Pakaian yang dikenakan pemain disebut pakaian Bela dan menggunakan sarung sutra khas bugis atau biasa disebut lipa sabbe untuk melengkapi penampilan. Ada nilai yang terkandung dalam permainan Ma’raga , yaitu tentang kebersamaan dan tekad yang kuat serta gotong royong.
Sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/maraga-atau-araga-sepak-raga/
Menarik Untukmu
Karya yang menarik untuk anda
Kebudayaan Nasional
Video seputar kebudayaan Indonesia
BKN Band - Lir Lir
Lir Ilir merupakan senandung yang berisikan nasihat kebaikan. Lagu ini diciptakan Sunan Kalijaga dan dijadikan sebagai sarana penyebar agama Islam terutama di pulau Jawa.