Bung Karno dalam Pandangan Duta Besar Negara Sahabat
Bung Karno adalah Presiden RI pertama Indonesia yang memiliki kepercayaan diri, tidak bisa didikte oleh pemimpin negara manapun dan tentunya semangat nasionalismenya yang tinggi menjadi strategi diplomasinya dengan bangsa-bangsa lain.
Dimana Bung Karno berkunjung, tak pernah lupa menyerukan suara Dunia Ketiga dan aspirasi nasionalisme rakyatnya sendiri. Kiprah dan gagasan Bung Karno dalam tataran internasional tentang kemerdekaan tidak terlepas dari konstelasi politik internasional ketika itu, saat gagasan-gagasan anti-imperialisme di berbagai penjuru dunia yang begitu bergelora.
Bung Karno mempelopori Konferensi Asia Afrika 1955 yang menjadi tonggak semakin kuatnya pengaruh Bung Karno di dunia internasional. Berikut ini adalah kumpulan testimoni para duta besar negara-negara untuk Indonesia tentang Bung Karno di mata dunia Internasional, yang dirangkum dari rangkaian diskusi eksklusif BKN Pusat PDI Perjuangan dengan para duta besar pada bulan Juni 2021.
H.E. Essam Abid Al Thagafi, Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia untuk Republik Indonesia
Hubungan diplomatik Indonesia dan Kerajaan Saudi Arabia sudah terjalin sejak lama. Bahkan Saudi Arabia termasuk negara awal yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947.
Kunjungan pertama Bung Karno ke Saudi Arabia terjadi pada 3 Juli 1955 saat ia melakukan ibadah haji, dimana saat itu ia disambut dengan penuh persahabatan oleh Raja Saud bin Abdul Aziz Al Saud, Raja Kerajaan Saudi kala itu.
Bung Karno bukan hanya dikenal sebagai pemimpin dari sebuah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, tapi ia telah membawa semangat kebangsaan dan perdamaian yang terus terpatri dalam jiwa pemimpin dan rakyat Saudi Arabia.
Arab Saudi memiliki pohon juga penanda jalan, yang terletak antara Soffa dan Marwa, yang dipersembahkan Raja Saud bin Abdul Aziz Al Saud kepada Presiden Soekarno.
Presiden Soekarno juga memberikan ide penanaman bibit pohon, tak hanya mengirim 1000 tanaman namun juga mengirim ahli tanaman Indonesia saat itu, guna memastikan tanaman tersebut tumbuh di Arab Saudi. Tanaman yang dikenal sebagai Pohon Soekarno itu, tumbuh di Mekkah, Madinah, Jeddah dan Arafat.
H.E Xiao Qian, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok
Bung Karno memiliki hubungan yang baik dengan rakyat dan para pemimpin China. Saat Konferensi Asia-Afrika pertama, Bung Karno pernah meminta kepada Pemimpin China Mao Zedong melalui Perdana Menteri Zhou Enlai untuk masuk ke Konferensi Asia-Afrika. Dan permintaan Bung Karno itu direspon positif oleh China.
Ketika Bung Karno menginjakkan kakinya di Beijing pada 15 September 1956, ratusan ribu rakyat China mengadakan pawai raksasa guna menyambut Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia tersebut.
Bung Karno tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi yang luar biasa dalam kerjasama diantara negara-negara merdeka yang sedang berkembang di Asia Afrika, yaitu melalui Konferensi Asia Afrika yang menjadi gagasannya, yang berhasil mengumpulkan 29 negara Asia-Afrika.
Konferensi Asia Afrika adalah konferensi Internasional pertama dalam sejarah yang diprakarsai dan diselenggarakan secara independen oleh negara-negara Asia-Afrika. KAA memiliki peran penting dalam sejarah dalam mempromosikan pembentukan tatanan politik dan ekonomi Internasional yang adil dan merata, serta bersatu, bekerjasama dan berjuang bersama untuk meniadakan kolonialisme. Mencoba untuk menjaga kemerdekaan dan mempertahankan perdamaian dunia. Momen ini oleh Negara-negara Asia-Afrika disebut dengan “Bandung Spirit”.
Bung Karno adalah teman lama masyarakat Tiongkok dan juga penggagas persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia. Republik Rakyat Tiongkok didirikan pada Oktober 1949, yang kemudian memiliki hubungan diplomatik pertama dengan Indonesia pada April 1950. Bung Karno, tiga kali mengunjungi Tiongkok, yang selalu mendapatkan sambutan hangat dari Pemimpin dan Masyarakat Tiongkok.
Demikian sebaliknya, Para pemimpin Tiongkok seperti Liu Shaoqi, Zhou Enlai, Soong Ching Ling, Chen Yi diundang Bung Karno ke Indonesia. Jadi bisa dikatakan persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia telah ditempa dan dipupuk dengan hati-hati oleh para pemimpin generasi pendahulu kedua negara. Ini merupakan warisan berharga yang ditinggalkan oleh Bung Karno dan para pemimpin Tiongkok.
Yuhanizah Dato Paduka Dr. Hj. Ismail, Charge D’Affaires Embassy of Brunei Darussalam to the Republic of Indonesia
Hubungan Brunei dan Indonesia telah dimulai setidaknya sejak abad ke 14. Kitab Nagarakretagama dari 1365 SM menyebut “Barune” (Brunei) sebagai salah satu negara bagian dari Kerajaan Majapahit.
Di era penjajahan Eropa, Indonesia jatuh ke tangan Belanda sebagai Hindia Belanda, sedangkan Brunei bersama Singapura dan Malaysia jatuh ke tangan Inggris. Sebagai negara serumpun dan setetangga, Brunei mengenal sosok Bung Karno sebagai seorang yang telah meletakkan dasar persatuan bagi Indonesia dan perumus Pancasila.
Bung Karno telah berkontribusi banyak terhadap identitas Indonesia sebagai sebuah bangsa merdeka. Bung Karno telah meletakan dasar untuk persatuan Indonesia, dengan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan yang terus bermakna hingga saat ini. Nilai-nilai ini yang nantinya dibawa oleh Indonesia sebagai anggota pendiri ASEAN. Dan Brunei percaya bahwa Indonesia akan terus memainkan peran penting dalam memastikan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di masa depan.
H.E. Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti, Duta Besar Qatar untuk Republik
Sebagai salah satu negara di kawasan Teluk dan pernah menjadi jajahan Inggris, Qatar akan selalu mengenang semangat seorang Bung Karno yang telah memberikan inspirasi bagi semua bangsa untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan.
Bung Karno telah membuka jalan bagi kemerdekaan Indonesia dan memimpin di era harapan baru bagi masyarakat Indonesia dan dunia untuk tegaknya kemanusiaan dan keadilan. Bung Karno juga telah memberikan kompas moral kepada dunia melalui hidupnya dengan menegakkan komitmennya yang kokoh terhadap kemanusiaan, melalui tindakan dan komitmennya yang tak tergoyahkan untuk kebebasan, perdamaian dan keadilan. Dedikasi dan pengorbanan Bung Karno, untuk membuka jalan kemerdekaan Indonesia, telah memberikan harapan baru bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Bung Karno telah menginspirasi generasi pembawa perubahan di seluruh dunia, untuk memperjuangkan kemanusiaan dan membela yang benar, bahkan ketika peluang tidak berpihak. Kerjasama untuk keadilan, untuk pembangunan berkelanjutan dan untuk hak asasi manusia akan kami lakukan dengan baik, seperti telah yang dicontohkan oleh Bung Karno.
Menarik Untukmu
Karya yang menarik untuk anda
Kebudayaan Nasional
Video seputar kebudayaan Indonesia
BKN Band - Lir Lir
Lir Ilir merupakan senandung yang berisikan nasihat kebaikan. Lagu ini diciptakan Sunan Kalijaga dan dijadikan sebagai sarana penyebar agama Islam terutama di pulau Jawa.