Cerita Bung Karno Diasingkan di Ende dan Tercetusnya Butir-butir Pancasila
Jakarta – Lahirnya Pancasila sebagai dasar ideologi Indonesia tak terlepas dari cerita pengasingan Presiden pertama Indonesia, Sukarno, di Ende. Bung Karno mendapat inspirasi gagasan Pancasila saat merenung di bawah pohon sukun di Ende, Nusa Tenggara Timur.
Dikutip dari laman Kemendikbud, Sukarno atau Bung Karno diasingkan di Ende, Pulau Flores, sejak 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938.
Pemerintah Belanda mengasingkan Bung Karno ke Ende didasari oleh pertimbangan-pertimbangan yang matang. Sebab, saat itu Bung Karno adalah tokoh yang secara terus terang memperjuangkan kemerdekaan daerah jajahan Belanda.
Namun justru pada masa pengasingan inilah Bung Karno bisa merumuskan merumuskan butir-butir pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Bung Karno mendapatkan inspirasinya saat sedang merenung di bawah pohon sukun, yang kini menjadi taman Kota Ende.
Kala itu, Bung karno mendapatkan buah pemikiran tentang Pancasila dari lima cabang yang terdapat dalam pohon sukun tersebut.
“Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon sukun ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Bung Karno kala itu.
Hari Lahirnya Pancasila
Setelah itu, Bung Karno membacakan gagasan Pancasilanya pada 1 Juni 1945. Inilah yang menjadi hari lahir Pancasila. Pidato Bung Karno disampaikan dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan).
Hari lahirnya Pancasila ini juga tak terlepas dari kekalahan Jepang pada Perang Pasifik. Jepang membentuk sebuah lembaga yang tugasnya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Lembaga ini dinamai Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada sidang pertamanya pada 29 Mei 1945, yang diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), para anggota membahas mengenai tema dasar negara.
Sidang Panjang
Sidang berjalan sekitar hampir lima hari, kemudian pada 1 Juni 1945, Sukarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia, yang dinamai ‘Pancasila’. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni sila pertama ‘Kebangsaan’, sila kedua ‘Internasionalisme atau Perikemanusiaan’, sila ketiga ‘Demokrasi’, sila keempat ‘Keadilan Sosial’, dan sila kelima ‘Ketuhanan yang Maha Esa’.
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai Panitia Sembilan. Berisi Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.
Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5589429/cerita-bung-karno-diasingkan-di-ende-dan-tercetusnya-butir-butir-pancasila/2
Menarik Untukmu
Karya yang menarik untuk anda
Kebudayaan Nasional
Video seputar kebudayaan Indonesia
BKN Band - Lir Lir
Lir Ilir merupakan senandung yang berisikan nasihat kebaikan. Lagu ini diciptakan Sunan Kalijaga dan dijadikan sebagai sarana penyebar agama Islam terutama di pulau Jawa.