GREBEG SUDIRO & KUE KERANJANG: AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN TIONGHOA
Grebeg Sudiro berasal dari susunan dua kata yaitu “Grebeg” yang berarti perkumpulan, dan “Sudiro” yang mengacu tempat diadakannya acara itu yaitu di Kampung Sudiroprajan. Grebeg Sudiro adalah lambang akulturasi tradisi Jawa dan Tionghoa di Kota Solo yang melebur dalam suasana hangat dan toleransi.
Grebek Sudiro mulai dilaksanakan pada Tahun 2007, yang awalnya dari kegiatan di kampung sudiroprajan, menjadi kegiatan tahunan di Kota Surakarta. Kemeriahan semakin terasa ketika ada gunungan, atraksi barongsai, reog ponorogo, kesenian Jawa lain, serta hiasan lampion khas perayaan Imlek.
Gunungan yang dihadirkan juga berbeda, yaitu gunungan disusun dari kue keranjang, yang merupakan kue khas orang Tionghoa . Di Jawa Timur disebut sebagai kue keranjang sebab dicetak dalam sebuah “keranjang” bolong kecil.
Kue Keranjang terbuat dari beras ketan dan gula, dapat disimpan lama. Dengan dijemur dapat menjadi keras dan awet. Sebelum menjadi keras, kue tersebut dapat disajikan langsung, akan tetapi setelah kue mengeras dapat diolah terlebih dahulu dengan digoreng menggunakan tepung dan telur ayam dan disajikan hangat-hangat.
Menarik Untukmu
Karya yang menarik untuk anda
Kebudayaan Nasional
Video seputar kebudayaan Indonesia
BKN Band - Lir Lir
Lir Ilir merupakan senandung yang berisikan nasihat kebaikan. Lagu ini diciptakan Sunan Kalijaga dan dijadikan sebagai sarana penyebar agama Islam terutama di pulau Jawa.