Permainan Congklak, Mainan Tradisional Asli Nusantara yang Mendidik
PERMAINAN CONGKLAK – Nusantara dikenal memiliki budaya yang beraneka ragam. Salah satu di antaranya adalah aneka permainan tradisional. Ada banyak sekali permainan tradisional yang merupakan hiburan asli Nusantara seperti ular naga, lompat tali, petak umpet, kelereng, egrang, congklak dan sebagainya.
Sebelum permainan modern masuk, di kalangan anak-anak Indonesia permainan tradisional tersebut sangat digemari oleh anak-anak di saat waktu bermain mereka. Tetapi seiring perkembangan zaman, teknologi yang semakin canggih, terutama munculnya internet dan gadget yang menyediakan berbagai fitur termasuk game virtual, anak-anak kini mulai meninggalkan permainan tradisional tersebut.
Permainan Congklak
Salah satu permainan tradisional asli Indonesia yang terkenal adalah congklak. Congklak merupakan sebuah permainan yang dimainkan oleh dua orang, memakai sebuah papan congklak yang memiliki 16 lubang, mempunyai biji congklak yang biasanya dari batu-batu kecil, cangkang kerang, biji tumbuhan ataupun biji kelereng.
Papan congklak yang dipakai dalam permainan tradisional ini terdiri atas 14 buah lubang kecil dan dua lubang besar. Kedua pemain masing-masing mempunyai satu lubang besar dan 7 buah lubang kecil. Tetapi ada pula papan congklak yang mempunyai 12 atau 20 lubang.
Sejarah Permainan Congklak
Permainan tradisional ini adalah salah satu hiburan asli Indonesia yang banyak digemari terutama di kalangan anak-anak perempuan. Bagi anak laki-laki mungkin mainan ini tidak begitu menarik bagi mereka.
Permainan congklak diyakini bersal dari tanah Afrika atau Arab, tetapi permainan tradisional ini juga cukup identik dengan permainan kebanyakan masyarakat di Pulau Jawa. Tidak hanya di Indonesia, permainan congklak ini juga dikenal di berbagai negara Asia yang diduga di sebarkan oleh pedangan-pedagang dari Arab.
Di kepulauan Nusantara, permainan ini dikenal dengan nama congklak, di negara Filiphina dikenal dengan nama sungka. Pada masa kerajaan dahulu, orang-orang istana memainkan congklak dengan memakai papan congklak yang telah diukur dengan sedemikian cantik dan mewah. Sementara itu pada kalangan masyarakat biasa hanya dimainkan dengan membuat lubang pada tanah dan memakai biji-biji tanaman.
Namun sangat disayangkan pada zaman modern sekarang ini permainan congklak sudah sangat jarang dimainkan, telah ditinggalkan bahkan hampir tidak ada lagi yang memainkannya. Permainan anak-anak telah diganti dengan gadget yang lebih canggih dan juga internet.
Peraturan Permainan Congklak
Setiap lubang pada papan congklak berisi tujuh biji, dan harus lengkap sebelum permainan dimulai. Setelah itu, dua orang anak yang akan bermain duduk berhadapan dengan setiap tujuh lubang yang ada pada bagian sisi anak dianggap miliknya.
Saat permainan dimulai, anak mulai mengambil biji congklak dari salah satu lubang kemudian meletakkannya di sebelah kanan, lalu berlanjut terus seperti itu dengan arah serah jarum jam. Jika biji cngklak tersebut telah habis pada lubang kecil yang berisi biji congklak, maka permain mengambil biji tersebut lagi lalu memasukkan ke lubang selanjutnya.
Begitu seterusnya dengan alur searah jarum jam. Namun jika salah satu permainan terhenti pada sebuah lubang yang kosong pada sisi lawan, maka dia tidak akan bisa melanjutkan permainan lagi sehingga permainanya harus terhenti dan kini giliran lawan.
Permainan tradisional congklak dianggap telah selesai hanya jika tidak ada lagi biji congklak yang dapat diambil untuk meneruskan permainan. Yang menjadi pemenangnya adalah anak/pemain yang berhasil mengumpulkan biji congklak dalam jumlah terbanyak.
Manfaat Permainan Congklak
Walaupun permainan tradisional ini terkesan sederhana, tradisional dan mulai ditinggalkan, justru ternyata ia mempunyai banyak sekali manfaat jika dimainkan oleh anak untuk perkembangannya. Berikut ini adalah manfaat permainan tradisional congklak untuk anak.
Belajar berhitung
Ketika anak mulai bermain congklak, anak akan belajar menghitung jumlah biji yang ada pada setiap lubang. Dengan terbiasa bermain anak akan mudah dalam hitung-menghitung, sehingga mereka belajar sambil bermain dalam suasana yang menyenangkan.
Melatih motorik halus
Cara bermain congklak yaitu dengan mengambil biji lalu memasukkannya ke setiap lubang hingga habis, setelah itu (habis) ia kita akan mengambil lagi, dan begitu seterusnya. Nah, kegiatan dengan kegiatan tersebut kemampuan motorik halus anak akan dilatih dan diasah. Di awal bermain, mungkin saja anak kesulitan dalam memasukkan setiap biji/batu namun setelah sering bermain lambat laun akan membuat anak akan terbiasa dan lebih luwes. Saat tangan anak telah terbiasa memasukkan biji pada lubang, anak juga akan lebih mudah belajar menulis.
Belajar sabar
Pada permainan congklak, setiap anak memasukkan biji ke dalam lubang secara bergantian dengan lawannya. Saat biji yang dimiliki oleh lawan belum mendapati lubang kosong, berarti lawan main akan terus melanjutkan permainan.
Nah, dari aktivitas menunggu giliran dalam permainan inilah seorang anak akan berlatih kesabaran. Sabar hingga ia menunggu giliran bermain.
Belajar memahami aturan
Pada saat permainan congklak berlangsung, anak wajib memasukkan biji satu persatu serta dilarang memasukkannya ke lubang milik lawan. Dalam hal ini anak akan belajar menaati aturan, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilanggar.
Dengan anak terbiasa bermain congklak dengan temannya, ia akan belajar untuk menaati dan mematuhi peraturan yang telah disepakati atau telah ditetapkan.
Belajar jujur
Dalam permainan congklak, biji yang dimasukkan pada lubang harus satu demi satu, tidak boleh lebih. Nah dalam hal ini akan akan diajarkan untuk jujur dengan memasukkannya secara satu persatu, tidak boleh bersamaan atau lebih.
Permainan Congklak sangat baik jika dimainkan oleh anak yang masih dalam masa perkembangan kepribadiannya. Yuuk, ajari anak memainkan permainan tradisional ini.
Menarik Untukmu
Karya yang menarik untuk anda
Kebudayaan Nasional
Video seputar kebudayaan Indonesia
BKN Band - Lir Lir
Lir Ilir merupakan senandung yang berisikan nasihat kebaikan. Lagu ini diciptakan Sunan Kalijaga dan dijadikan sebagai sarana penyebar agama Islam terutama di pulau Jawa.