Home
Beranda Bung Karno dan Bu Mega
Sukarno dan NU, Romantisme sang kader Muhammadiyah dengan Kaum Nahdliyin.

Sukarno dan NU, Romantisme sang kader Muhammadiyah dengan Kaum Nahdliyin.

Pidato Soekarno di Muktamar NU ke 23

Bagi Bung Karno, mencintai NU tidak berbeda dengan mencintai rakyatnya karena organisasi NU juga berisi masyarakat Indonesia yang begitu mencintai negaranya. Sebab itu, tak ada alasan untuk seorang Bung Karno mencintai NU. Hal itu ia tegaskan ketika menyampaikan pidato pada Harlah ke-40 NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 31 Januari 1966.   Selain itu, Bung Karno juga mengamanatkan peneguhan Pancasila kepada seluruh warga NU. Hal ini cukup berasalan, karena Pancasila juga turut disusun oleh salah satu tokoh NU saat itu, KH Abdul Wahid Hasyim, ayah Gus Dur.  Secara jelas Bung Karno berkata dalam amanat di peringatan Harlah ke-40 tersebut, “Kalau unsur Pancasila pada alim ulama teguh dalam batin, negara kita akan menjadi negara yang paling baik di seluruh dunia”. Hal itu dikatakan Bung Karno saat menguraikan kembali tentang malam menjelang 1 Juni 1945, yakni jelang lahirnya Pancasila. Pada kesempatan itu, Bung Karno juga menyinyalir adanya banyak kebohongan yang dilemparkan di dalam dan di luar negeri tentang dirinya.

Selain itu Kecintaan Bung Karno trerhadap Nu juga terlukis dalam salah satu moment Mukhtama NU lain dimana Sang Proklamator saat itu berpidato dengan judul ‘Saya Cinta Sekali pada NU’. Judul pidato yang digunakan Presiden RI Pertama Soekarno saat membuka Muktamar ke-23 Nahdlatul Ulama (NU) di Solo, Jawa Tengah pada tahun 1962. Rupanya judul pidato Bung Karno itu masih terngiang bagi warga NU.

Pada tahun itu, Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Muktamar ke-23 di Surakarta (Solo), yakni pada 24-29 Desember 1962 atau 29 Rajab-3 Sya’ban 1382 H. Muktamar tersebut menjadi spesial dengan hadirnya Presiden Soekarno, yang dalam pidatonya menyatakan bahwa keberhasilan kembalinya Irian Barat tersebut berkat kontribusi besar dari NU. 

Dalam buku ‘Soekarno dan NU’ dijelaskan, NU memang selalu membela pemerintah. Hal ini antara lain bisa dilihat dari Muktamar ke-20 NU di Surabaya 8-13 September 1954 yang memutuskan Presiden Soekarno sebagai waliyul amri ad-dlaruri bis-syaukah atau pemegang pemerintahan dengan kekuasaan penuh. Dalam buku itu juga dijelaskan bahwa keputusan itu diambil sebagai antisipasi terhadap ancaman pemberontakan yang ingin menggulingkan Soekarno dan mengganti Pancasila sebagai dasar negara. Keputusan itu juga dilakukan untuk menyatukan Nahdliyin terkait sikap NU dalam mendukung pemerintahan Indonesia.

Bung Karno juga mengakui begitu besar dukungan NU terhadap dirinya dan Indonesia terkhusus ketika Pemerintahan RI saat itu sedang berupaya melakukan pembebasan Irian Barat, diaman Rais Aam NU yang saat itu dijabat Rais Aam KH Wahab Hasbullah yang juga menjabat di Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) menyarankan beberapa hal kepada presiden yakni upaya untuk menggalang kekuatan lahir dan batin di segala bidang.  Atas saran Kiai Wahab tersebut, kemudian lahirlah Trikora. Presiden Soekarno mengakui sumbangan besar dari NU tersebut. Soekarno menyatakannya pada saat berpidato di hadapan ribuan muktamirin di Solo.


“Baik ditinjau dari sudut agama, nasionalisme, maupun sosialisme. NU memberi bantuan yang sebesar-besarnya. Malahan, ya memang benar, ini lho pak Wahab ini bilang sama saya waktu di DPA dibicarakan berunding apa tidak dengan Belanda mengenai Irian Barat, beliau mengatakan: jangan politik keling. Atas advis anggota DPA yang bernama Kiai Wahab Hasbullah itu, maka kita menjalankan Trikora dan berhasil saudara-saudara. Pada 1 Oktober bendera Belanda turun di Irian Barat diganti bendera UNTEA. Dan 1 Mei 1963, bendera satu-satunya di Irian Barat adalah Merah Putih”.


Menarik Untukmu

Karya yang menarik untuk anda


Kebudayaan Nasional

Video seputar kebudayaan Indonesia

BKN Band - Lir Lir

Lir Ilir merupakan senandung yang berisikan nasihat kebaikan. Lagu ini diciptakan Sunan Kalijaga dan dijadikan sebagai sarana penyebar agama Islam terutama di pulau Jawa.

PDI Perjuangan
Channel YouTube

Unggah Karyamu!
Dan Jadi Bagian dari Budaya Indonesia

Unggah Sekarang!