Home
Uncategorized
Sukidi: Puasa Harus Tumbuhkan Etika Belas Kasih

Sukidi: Puasa Harus Tumbuhkan Etika Belas Kasih

Reporter & Editor :
ADITYA NUGROHO
Jumat, 15 April 2022

Cendekiawan Muslim Muhammadiyah, Sukidi. (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka – Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang sangat istimewa bagi umat Islam. Keistimewaannya terletak pada cara Tuhan menyapa hamba-hamba-Nya dengan panggilan khusus untuk berpuasa.

“Inilah satu panggilan mulia, panggilan sebagai orang-orang beriman.” Demikian disampaikan Sukidi saat mengisi serial Inspirasi Ramadhan bertajuk “Menyambut Ramadhan Penuh Berkah” yang disiarkan melalui YouTube BKN PDI Perjuangan, seperti dikutip Jumat (15/4).

Cendekiawan Muslim Muhammadiyah itu mengatakan, Ramadhan menjadi momentum bagi umat Muslim untuk mengasah empati dan rasa kepedulian sosial. Lebih penting lagi, ibadah puasa selama sebulan itu menyegarkan kembali arti kemanusiaan sejati seseorang, sebab kewajiban menahan rasa lapar dan dahaga sepanjang hari membuatnya mampu berempati pada penderitaan sesamanya.

“Dari sana, lahir pelajaran moral tentang bagaimana kita memberikan empati kepada mereka yang setiap hari merasakan lapar dan dahaga,” imbuhnya.

https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-4856760029410872&output=html&h=139&slotname=7379219380&adk=2745296645&adf=873848573&pi=t.ma~as.7379219380&w=555&fwrn=4&lmt=1672505907&rafmt=11&format=555×139&url=https%3A%2F%2Frm.id%2Fbaca-berita%2Fnasional%2F120693%2Fsukidi-puasa-harus-tumbuhkan-etika-belas-kasih&wgl=1&dt=1672505873029&bpp=2&bdt=9041&idt=1502&shv=r20221207&mjsv=m202212070101&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie=ID%3D4b404b7a59d5440c-22de8ca70ed9009a%3AT%3D1672505875%3ART%3D1672505875%3AS%3DALNI_MbOYiDaTie5u9tM8qdKvduyW_Kclg&gpic=UID%3D00000b9b7751db99%3AT%3D1672505875%3ART%3D1672505875%3AS%3DALNI_MbsTEe9YtzmSGgiNeCTcnTWzEcxTw&prev_fmts=0x0&nras=1&correlator=6003603426376&frm=20&pv=1&ga_vid=2108951862.1672505867&ga_sid=1672505875&ga_hid=2092611578&ga_fc=1&rplot=4&u_tz=420&u_his=1&u_h=800&u_w=1280&u_ah=760&u_aw=1280&u_cd=24&u_sd=3&adx=62&ady=1744&biw=1263&bih=675&scr_x=0&scr_y=0&eid=44759875%2C44759926%2C44759837%2C44719339%2C31071251%2C44779793%2C44780792&oid=2&pvsid=3577835030684533&tmod=1085202831&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&eae=0&fc=1920&brdim=-6%2C-6%2C-6%2C-6%2C1280%2C0%2C1292%2C772%2C1280%2C675&vis=1&rsz=o%7C%7CpeEbr%7C&abl=CS&pfx=0&fu=128&bc=31&ifi=2&uci=a!2&btvi=1&fsb=1&xpc=kZOS8z5C4n&p=https%3A//rm.id&dtd=34639

Doktor Kajian Islam dari Harvard University Amerika Serikat itu pun menegaskan, empati dan kepekaan terhadap pengalaman kemanusiaan tersebut bisa diraih karena ritual puasa memberikan arah yang jelas kepada setiap warga untuk mampu bersimpati terhadap setiap kondisi buruk yang dirasakan orang lain. Hal tersebut karena prinsip utama yang harus dipegang bersama bahwa hakikat kemanusiaan itu adalah satu dan setara.

Prinsip kesetaraan tersebut dinyatakan dengan sangat tegas dalam Alquran dan konstitusi Indonesia, bahwa kemanusiaan yang satu dan setara itu menerabas batas-batas agama, suku, etnis, tetapi diikat oleh persatuan yang didasarkan pada harkat dan martabat manusia. “Karena itu, hikmah Ramadhan ialah menumbuhkan kesadaran kemanusiaan agar kita lebih empati kepada mereka yang tidak seberuntung kita,” tambahnya.

Pemikir Kebinekaan itu menambahkan, Ramadhan sejatinya menjadi momentum bagi umat Islam untuk menumbuhkan etika belas kasih yang lahir dari kesadaran bahwa kehadiran Tuhan harus dimaknai sebagai Rahman (God of Compassion) dan Rahim (God of Merciful).

“Dua kata kunci ini mestinya menyadarkan kita untuk memberikan sikap belas kasih kepada sesama, bukan karena kita kasihan, tetapi karena panggilan ketuhanan untuk berbelas kasih kepada sesama,” tandasnya.

Sukidi mengharapkan umat Islam mampu meneladani spirit yang diemban Nabi Muhammad, terutama menjadikannya inspirasi dan role model dalam bergaul, sebab beliau diutus untuk memberikan rahmat kepada semua umat manusia. Oleh sebab itu, dalam konteks hidup bersama, umat Islam harus tampil sebagai golongan yang memberikan kasih sayang kepada segenap insan apa pun latar belakang agama, suku, etnis, dan budayanya.

Menurut Sukidi, model Islam seperti itulah yang mestinya dijunjung tinggi, digelorakan, dan disebarkan. Sebab, watak Islam sejatinya ialah bersikap inklusif dan universal. “Inklusif artinya terbuka kepada semua umat manusia, memberikan keteduhan, kenyamanan, dan spirit yang semua orang merasa mendapat kasih sayang dari keberislaman kita,” tegasnya. [DIT]

Sumber :

https://rm.id/baca-berita/nasional/120693/sukidi-puasa-harus-tumbuhkan-etika-belas-kasih

Menarik Untukmu

Karya yang menarik untuk anda


Kebudayaan Nasional

Video seputar kebudayaan Indonesia

BKN Band - Lir Lir

Lir Ilir merupakan senandung yang berisikan nasihat kebaikan. Lagu ini diciptakan Sunan Kalijaga dan dijadikan sebagai sarana penyebar agama Islam terutama di pulau Jawa.

PDI Perjuangan
Channel YouTube

Unggah Karyamu!
Dan Jadi Bagian dari Budaya Indonesia

Unggah Sekarang!