Tapak Tilas KAA 1955 dan GNB, PDI-P Nilai Bung Karno Mereformasi PBB
BANDUNG, KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-P Hasto Kristiyanto berpandangan bahwa Presiden pertama RI sekaligus Proklamator Kemerdekaan, Soekarno atau Bung Karno, berhasil mengubah dunia dari bipolar menjadi multipolar. Hal itu dilakukan Bung Karno melalui gagasan-gagasannya dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 dan Gerakan Non-Blok (GNB). Dalam gagasannya, Bung Karno disebut mereformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dinilai sudah tidak tepat. “Karena PBB lahir dari hasil Perang Dunia Kedua. Sementara struktur dunia telah mengalami perubahan dan telah bersifat menjadi multipolar,” kata Hasto saat dihubungi wartawan, Rabu (9/11/2022).
Hasto mengungkapkan, PDI-P ingin menggunakan momentum KAA dan GNB agar satu napas dengan apa yang disampaikan dalam pidato Soekarno yang berjudul “To Build The World a New” pada 30 September 1960. Oleh karena itu, PDI-P terlibat dalam acara Bandung-Belgrade-Havana sebagai tapak tilas KAA 1955 dan GNB. “Jadi, Gerakan Non-Blok itulah yang menjawab bahwa struktur dunia yang tidak adil dipengaruhi oleh perang dingin antara blok Barat dan blok Timur yang kedua-duanya mengandung benih-benih konolialisme sebagai suatu hal yang ditentang oleh Indonesia,” ujar Hasto.
Hasto mengungkapkan, PDI-P ingin menggunakan momentum KAA dan GNB agar satu napas dengan apa yang disampaikan dalam pidato Soekarno yang berjudul “To Build The World a New” pada 30 September 1960. Oleh karena itu, PDI-P terlibat dalam acara Bandung-Belgrade-Havana sebagai tapak tilas KAA 1955 dan GNB. “Jadi, Gerakan Non-Blok itulah yang menjawab bahwa struktur dunia yang tidak adil dipengaruhi oleh perang dingin antara blok Barat dan blok Timur yang kedua-duanya mengandung benih-benih konolialisme sebagai suatu hal yang ditentang oleh Indonesia,” ujar Hasto. Ia menambahkan, dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dinyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa.
Oleh karena itu, lanjut Hasto, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Sebab, tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Atas dasar itu, PDI-P ingin semua negara peserta KAA dan GNB terlibat dalam agenda tapak tilas di acara Bandung-Belgrade-Havana.
Tapak tilas berlangsung di empat kota, yaitu Jakarta, Bandung, Blitar, dan Surabaya. Acara ini dibuka pada Senin (7/11/2022) di Jakarta. Hasto mengatakan, turut dalam undangan adalah semua akademisi negara-negara yang menjadi peserta KAA atau Gerakan Non-Blok. Pada hari ketiga atau Kamis (10/11/2022), rombongan delegasi akan berziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. “Maka kemudian kami memfasilitasi bahwa seluruh akademisi peserta Konferensi memperingati KAA Gerakan Non-Blok dan Konferensi Trikontinental di Havana tersebut. Kemudian, nyekar ke makam Bung Karno di Blitar dan kemudian dilanjutkan di Surabaya, karena Bung Karno lahir di Surabaya dan baru bergerak ke Bali mengikuti puncak momentum G20,” ujar Hasto.
Sumber : https://nasional.kompas.com/read/2022/11/09/12345621/tapak-tilas-kaa-1955-dan-gnb-pdi-p-nilai-bung-karno-mereformasi-pbb.
Penulis : Nicholas Ryan Aditya
Editor : Novianti Setuningsih
Menarik Untukmu
Karya yang menarik untuk anda
Kebudayaan Nasional
Video seputar kebudayaan Indonesia
BKN Band - Lir Lir
Lir Ilir merupakan senandung yang berisikan nasihat kebaikan. Lagu ini diciptakan Sunan Kalijaga dan dijadikan sebagai sarana penyebar agama Islam terutama di pulau Jawa.