
Menghapus Stigma Sumur, Dapur, Kasur bagi Perempuan Berkarir
Perubahan kedudukan perempuan di kalangan masyarakat tentunya sangat berbeda apabila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh perkembangan pola pikir, pendidikan yang tinggi, serta pengetahuan perempuan masa kini yang cakupannya semakin luas.
Pesan itu disampaikan oleh Cendekiawan Muslimah Muhammadiyah Ai Fatimah Nur Fuad yang menjadi narasumber dalam serial ‘Lenong Menunggu Buka Puasa 2023’ ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan menjelang berbuka puasa, Minggu, 26 Maret 2023.

“Dalam agama Islam perempuan diperbolehkan berkarir di luar rumah namun tetap menjaga keseimbangan dengan tugasnya di dalam rumah. Karena ketika perempuan berkarir di luar rumah, hal itu mampu memberikan kemaslahatan kepada masyarakat, membantu orang lain, serta ikut mendidik generasi”, kata Ai Fatimah.
Cendekiawan Muhammadiyah tersebut menjelaskan, perempuan keluar rumah juga dapat meningkatkan pengalaman, keterampilan, serta manfaat lain yang dapat diperoleh akan semakin banyak. Jika suami dan istri sama-sama bekerja pendapatan berlipat ganda, kesejahteraan dalam rumah semakin meningkat.
“Dalam agama Islam mengajarkan kesalingan, saling membantu, bekerjasama, saling meringankan beban. Ketika perempuan ke luar rumah berarti laki-laki juga memiliki akses untuk mengetahui tugas-tugas perempuan di dalam rumah, begitu juga perempuan ketika di luar rumah tahu apa saja tugas-tugasnya”, urai Ai Fatimah.

Ai Fatimah menuturkan, Islam mendukung perempuan menjadi pemimpin, seperti misalnya di Indonesia ada NU, organisasi Nahdlatul Ulama, ada Muhammadiyah, organisasi lain juga mendukung perempuan menjadi pemimpin bahkan mendukung menjadi Presiden. Apalagi dalam memimpin di lingkungan pekerjaan masing-masing karena memiliki potensi yang diberikan oleh Tuhan dimana posisi perempuan sama seperti laki-laki.
“Batasannya, tahu batas-batas moral, tahu batas-batas budaya, tahu batas-batas agama, sehingga bisa menyeimbangkan peranan ketika di luar rumah dan di dalam rumah, dua-duanya aman. Tidak ada di luar rumah aman, namun rumahnya berantakan” terang Ai Fatimah.
Beliau pun menegaskan bahwa sebagai perempuan tidak perlu merasa rendah diri dibanding laki-laki karena sudah diberikan kemampuan, potensi akal, potensi fisik yang membuat semua perempuan bisa maju sama seperti laki-laki sehingga harus lebih percaya diri.
Sebagai Akademisi UHAMKA beliau juga berpesan bagi para anak-anak muda terkhusus perempuan yang ingin berkarir untuk melihat terlebih dahulu apa saja manfaat dari berkarir, yakni lebih produktif, lebih maju dan berkembang dalam masyarakat, seperti halnya saat dilakukan perkembangan dalam bidang politik, sosial, dan budaya. Sosok perempuan dalam lingkup tersebut dibutuhkan agar apabila suatu kebijakan dibuat akan tampak berimbang dan lebih memberdayakan perempuan.
“Cara membahagiakan perempuan secara spiritual, harus terpenuhi bahwa kita bisa menjalankan kewajiban-kewajiban agama dengan sempurna dan baik, sehingga sebagai suami tidak menghalangi perempuan untuk mencapai tingkat spiritualnya yang paling tinggi, beribadah dengan baik, memberi nafkah karena itu tuntutan dari agama mengajarkan laki-laki harus memberikan nafkah untuk istri dan keluarganya, jangan sampai peran memberi nafkah diambil alih oleh perempuan”, Ai Fatimah memungkasi.
Selengkapnya di
Ikuti Terus Program Lenong Menunggu Buka Puasa BKN PDI Perjuangan 🤟🏼
Tayang Setiap Hari
Selama Bulan Ramadan
Pukul 17.00 WIB
di Akun Youtube BKN PDI Perjuangan
Menarik Untukmu
Karya yang menarik untuk anda
Kebudayaan Nasional
Video seputar kebudayaan Indonesia
BKN Band - Lir Lir
Lir Ilir merupakan senandung yang berisikan nasihat kebaikan. Lagu ini diciptakan Sunan Kalijaga dan dijadikan sebagai sarana penyebar agama Islam terutama di pulau Jawa.